Kamis, 15 November 2012

Kanker Serviks

"aku mau share ini buat temen-temen, yuk selamatkan kaum hawa :)"

 Kanker serviks adalah salah satu tumor ganas yang paling sering dijumpai pada wanita, juga satu-satunya penyakit kanker yang dapat ditemukan penyebabnya. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), virus ini dapat menyebar secara langsung dari kontak kulit, masa inkubasinya bisa lebih dari sepuluh tahun, oleh karena itu distadium awal tidak ada gejala apapun, kanker serviks dapat dicegah juga dapat dideteksi, dengan melakukan skrining kanker serviks secara rutin dapat dengan efektif menghindari menderita kanker serviks

Gejala kanker serviks :

  1. Terkait dengan erosi serviks : Pada umumnya pasien kanker serviks banyak yang berkaitan dengan erosi serviks, erosi serviks parah adalah penyebab utama terjadinya canceration.
  2. Pendarahan kontak : pendarahan kontak adalah gejala kanker serviks yang paling menonjol, sekitar 70%-80% pasien kanker serviks ada timbul gejala pendarahan vagina. Kebanyakan terjadi setelah hubungan badan atau pada saat melakukan pemeriksaan ginekologi atau terlalu memaksa pada waktu buang air besar, ada darah segar bercampur dengan sekresi vagina (keputihan).
  3. Pendarahan tidak teratur pada vagina : Wanita usia lanjut yang telah menopause bertahun-tahun, tiba-tiba “menstruasi” lagi tanpa sebab. Jumlah pendarahan tidak banyak, juga tidak disertai dengan gejala sakit pada perut dan pinggang, sangat mudah diabaikan. Sering adanya pendarahan tidak teratur pada vagina ini adalah gejala dini kanker serviks, banyak pasien usia lanjut datang berobat karena gejala ini, harus segera mendapatkan diagnosa dini kanker serviks, melakukan pengobatan secara tepat waktu.
  4. Rasa sakit : Perut bagian bawah atau daerah lumbosakral sering terasa sakit, terkadang sakit timbul di perut bagian atas, paha atas dan persendian panggul, setiap saat masa menstruasi, waktu buang air besar atau hubungan badan, rasa sakit akan meningkat, terlebih pada saat infeksi meluas mengarah ke belakang sepanjang ligamen uterosakral atau menyebar sepanjang ligamen luas di bagian bawah, membentuk peradangan kronis jaringan ikat parametrium, pada saat ligamen utama serviks menebal, rasa sakit akan lebih berat. Setiap menyentuh serviks, secara langsung menimbulkan rasa sakit di iliaka fosa, lumbosakral, bahkan ada pasien kanker serviks yang timbul gejala mual.
  5. Peningkatan sekresi vagina (keputihan) : Dalam klinis sekitar 75%-85% pasien kanker serviks mengalami peningkatan sekresi vagina dengan berbagai tingkatan. Kebanyakan muncul peningkatan keputihan, belakangan kebanyakan terkait dengan perubahan bau dan warna. Kanker serviks dikarenakan rangsangan dari lesi kanker, fungsi sekretori dari kelenjar serviks meningkat, menimbulkan keputihan seperti lendir. Keputihan abnormal semacam ini, termasuk jumlah yang meningkat dan perubahan karakteristik, adalah gejala dini kanker serviks.
  Ahli kanker serviks Rumah Sakit Modern Cancer Guangzhou mengingatkan : Secara rutin melakukan skrining kanker serviks dapat membantu orang-orang menghindari kanker serviks, apabila dideteksi menderita kanker serviks harus segera datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan pengobatan. 

Metode umum diagnosis kanker serviks

  1.Blade cervix cytologic examination (Serviks Pap)
  Adalah metode utama untuk mendeteksi lesi prekursor kanker serviks dan kanker serviks stadium awal. Tapi harus hati-hati dengan posisi bagian materi yang diambil dan pemeriksaan mikroskopis yang teliti, tingkat negatif palsu bisa sebesar 5% ~ l0%, karena itu, harus dikombinasikan dengan kondisi klinis dan melakukan pemeriksaan berkala, sebagai metode untuk screening.
  2.Yodium
  tesServiks atau vagina epitel skuamosa normalnya kaya akan glikogen, yang dapat menjadi warna cokelat setelah diberi cairan yodium, sedangkan serviks epitel kolumnar, erosi serviks, dan epitel skuamosa abnormal (termasuk metaplasia skuamosa, displasia, karsinoma in situ dan area karsinoma invasif) tidak ada glikogen, maka tidak berwarna. Dalam klinis serviks yang terpapar oleh spekulum vagina, setelah menyeka lendir permukaan, memoleskan larutan yodium, ke serviks dan forniks, bila ditemukan adanya daerah yodium-negatif abnormal, bisa melakukan biopsi dan pemeriksaan patologis untuk daerah ini.
  3.Biopsi serviks dan kanalis servikalis
  Pap smear di serviks yang lebih dari Kelas Ⅲ ~ Ⅳ, tetapi bila biopsi serviks negatif, di persimpangan kolom skuamosa, serviks pada titik 6, 9, 12 dan 3: mengambil empat poin biopsi atau pada daerah yodium tes tidak berwarna dan situs kanker yang dicurigai, mengambil beberapa jaringan dan excisional biopsi atau penerapan kuret kecil mengorek endoserviks dikirim untuk pemeriksaan patologis.
  4.Kolposkopi
Kolposkopi tidak dapat langsung mendiagnosis tumor karsinoid, tetapi dapat membantu memilih lokasi biopsi untuk melakukan serviks biopsi. Menurut statistik, biopsi dengan bantuan dari kolposkopi, akurasi diagnostik untuk kanker serviks dini dapat dicapai sekitar 98%. Namun, kolposkopi bukan merupakan pengganti untuk Pap smear dan biopsi, juga tidak dapat menemukan lesi dalam kanal serviks.Ahli kanker Rumah Sakit Modern Cancer Guangzhou mengingatkan: diagnosis kanker serviks dapat membantu orang untuk deteksi kanker serviks dengan tepat waktu, untuk menghindari keterlambatan dalam pengobatan kanker serviks.

Selasa, 13 November 2012

Foto-foto hasil scanning mikroskop elektron

Kali ini saya cuma ingin sharing tentang foto-foto media biologi hasil scanning mikroskop elektron. Ada banyak foto menakjubkan yang membuat kita tercengang melihatnya. Ternyata foto scanning mikroskop elektron berhasil menampakkan sisi lain dunia mikroskopis menjadi sebuah citra luar biasa yang belum pernah kita lihat sebelumnya.
Inilah foto-foto hasil scanning mikroskop elektron.
B2201310 Tuberculosis bacteria%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Bakteri TBC (Mycobacterium tuberculosis)
C0023196 Streptococcus pneumoniae bacteria%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Streptococcus pneumoniae, bakteri penyebab radang paru-paru (pneumonia)
F0010228 E. coli bacteria%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Escherichia coli, bakteri normal penghuni usus besar manusia
M1320644 Lung cancer cell division%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Sebuah sel kanker paru-paru yang sedang membelah.
M1320657 Leukaemia blood cells%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Beginilah komposisi darah penderita leukemia. Perhatikan bahwa jumlah sel darah putih (bulat pink) meningkat jauh lebih banyak dari normalnya (foto bawah).
P2420396 Blood cells%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Sel darah merah (eritrosit) normal. Bulat pink adalah sel darah putih (leukosit)
M8500432 Cervical cancer cell%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Foto sebuah sel kanker servix (leher rahim)
P1050176 Bone tissue SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Foto jaringan tulang keras (osteon)
M1320667 Kidney cancer cells%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Sel-sel kanker ginjal yang sedang membelah.
P2660089 Dendritic cell and lymphocyte%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Sel dendritik (biru) dan limfosit T (pink). Ini adalah 2 jenis sel yang ikut bertanggungjawab dalam sistem imunitas.
P7800109 Fibroblast cells showing cytoskeleton SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Sel fibroblast (sel calon fibrosit), merupakan sel-sel yang membentuk sistem sitoskeleton/kerangka sel (serat warna kuning)
Z3400700 Fruit fly%252C SEM SPL Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Foto kepala lalat buah (Drosophilla melanogaster). Lalat ini banyak digunakan dalam penelitian genetika.
borok Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Foto luka borok. Bagian merah adalah jaringan yang luka. Di sekelilingnya adalah darah kering yang membeku.
ekor%2520lalat Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Ekor lalat
eritrosit%2520menggumpal Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Eritrosit yang menggumpal saat pembekuan darah. Sel-sel eritrosit digumpalkan oleh benang fibrin (warna coklat).
eritrosit Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Eritrosit manusia berbentuk bikonkaf.
kepala%2520lalat Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Kepala lalat.
kristal%2520salju Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Beginilah bentuk kristal salju sebenarnya.
lemak Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Jaringan lemak (adiposa) yang disimpan di bawah kulit.
lidah Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Foto permukaan lidah manusia.
mata%2520lalat Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Mata facet lalat.
rambut Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Rambut yang patah.
sayap%2520kupu Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Sayap kupu-kupu.
sisik%2520hiu Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Sisik Hiu dari jenis plakoid.
spermaovum Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Sebuah sperma sedang berusaha menembus ovum.
titi Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Gigi manusia. Menampakkan karies dan karang gigi.
trichoma%2520daun Foto foto hasil scanning mikroskop elektron
Trichoma (rambut kelenjar) pada daun yang merupakan modifikasi sel-sel epidermis.

Sumber: http://biologimediacentre.com/

Cabang-Cabang Ilmu Biologi

Biologi memiliki cabang ilmu yang spesifik dan objek kajian yang semakin khusus untuk memudahkan cara pembelajarannya, mengingat pada umumnya seseorang hanya mampu mendalami salah satu cabang ilmu. Cabang cabang Biologi tersebut antara lain:
1. Anatomi : Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian struktur tubuh dalam makhluk hidup
2. Agronomi : Ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya
3. Andrologi : Ilmu yang mempelajari tentang macam hormon dan kelainan reproduksi pria
4. Algologi : Ilmu yang mempelajari tentang alga/ganggang
5. Botani : ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
6. Bakteriologi : Ilmu yang mempelajari tentang bakteri
7. Biologi molekuler : Ilmu yang mempelajari tentang kajian biologi pada tingkat molekul
8. Bioteknologi : Ilmu yang mempelajari tentang penggunaan penerapan proses biologi secara terpadu yang meliputi prosesbiokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untuk bahan pangan dan peningkatan kesejahteraan manusia.
9. Bryologi, ilmu yang mempelajari tentang lumut
10. Kardiologi, ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
11. Dendrologi, ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana
12. Ekologi : Ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
13. Embriologi : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
14. Entomologi : Ilmu yang mempelajari tentang serangga
15. Enzimologi : ilmu yang mempelajari tentang enzim
16. Evolusi : Ilmu yang mempelajari tentang perubahan struktur tubuhmakhluk hidup secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama
17. Epidemiologi : Ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
18. Eugenetika : Ilmu yang mempelajari tentang hukum pewarisan sifat
19. Endokrinologi : Ilmu yang mempelajari tentang hormon
20. Enzimologi : Ilmu yang mempelajari tentang enzimFisiologi : Ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi kerja) organ tubuh
21. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
22. Fisioterapi : Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadappenderita yang mengalami kelumpuhan atau gangguan otot
23. Farmakologi : Ilmu yang mempelajari tentang obat-obatanGenetika : Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
24. Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
25. Histologi : Ilmu yang mempelajari tentang jaringan
26. Higiene : Ilmu yang mempelajari tentang pemeliharaan kesehatan makhluk hidup
27. Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia/ular
28. Imunologi : Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
29. Ichtiologi : Ilmu yang mempelajari tentang ikan
30. Karsinologi : Ilmu yang mempelajari tentang crustacea
31. Klimatologi : Ilmu yang mempelajari tentang iklim
32. Limnologi : Ilmu yang mempelajari tentang perairan mengalir
33. Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
34. Mikologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur
35. Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme
36. Malakologi : Ilmu yang mempelajari tentang moluska
37. Morfologi : Ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luarorganisme
38. Mikologi : Ilmu yang mempelajari tentang jamur
39. Neurologi, Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem saraf
40. Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematoda
41. Organologi : Ilmu yang mempelajari tentang organ
42. Onkologi, ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
43. Onthogeni : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot menjadi dewasa
44. Ornitologi : Ilmu yang mempelajari tentang burung
45. Phylogeni : Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhlukhidup
46. Patologi : Ilmu yang mempelajari tentang penyakit dan pengaruh-nya bagi manusia
47. Palaentologi : Ilmu yang mempelajari tentang fosil
48. Paleobotani, ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
49. Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
50. Parasitologi : Ilmu yang mempelajari tentang makhluk parasit
51. Protozoologi : Ilmu yang mempelajari tentang Protozoa
52. Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primata
53. Pulmonologi, ilmu yang mempelajari tentang paru-paru
54. Radiologi, ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik
55. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetic
56. Sanitasi : Ilmu yang mempelajari tentang kesehatan lingkungan
57. Sitologi : Ilmu yang mempelajari tentang sel
58. Taksonomi : Ilmu yang mempelajari tentang penggolongan makhluk hidup
59. Teratologi : Ilmu yang mempelajari tentang cacat janin dalam kandungan
60. Virologi : Ilmu yang mempelajari tentang virus
DARI URAIAN DIATAS
* Biologi ternyata secara detail mempunyai begitu banyak cabang ilmu yang semua itu ditujukkan agar lebih rinci penguasaan pada bidang nya. untuk memahami kenapa bisa muncul sedemikian banyaknya cabang ilmu diatas dapat dianalisa dari kajian Obyek biologi yang melatar belakangi.
* Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bio yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian, biologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hidup dan kehidupan. Objek dari biologi adalah semua makhluk hidup, mulai dari tingkat atom,molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, sampai bioma.
* Pada tingkat molekul, biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang berperan dalam reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul-molekul tersebut saling berhubungan dalam membentuk sel. Sel bergabung menyusun jaringan dan beberapa jaringan menyusun organ. Sistem organ bergabung menyusun tubuh makhluk hidup (individu).
* Setiap individu saling berhubungan membentuk sekumpulan individu sejenis yang disebut populasi. Sekumpulan populasi yang saling berhubungan satu dengan yang lain akan membentuk komunitas.Komunitas dengan lingkungan abiotik menyusun ekosistem. Gabungan berbagai ekosistem akan membentuk bioma. Hubungan antarbioma di permukaan bumi akan membentuk biosfer.
Menurut Biological Science Curriculum Study (BSCS), biologi memiliki objek berupa kingdom (kerajaan), yaitu :
1. Monera
2. Protista
3. Fungi
4. Plantae
5. Animalia (hewan),
Dari banyaknya materi biologi yang sepertinya akan dipelajari nanti , maka alangkah baiknya sedikit demi sedikit dipahami terlebih dahulu istilah / dasar materi biologi yang lazim dipakai yang setiap kali muncul di berbagai tulisan. Silahkan dibaca dan dipahami baru dihafal dan dimengeri hehehe
1. Uniseluler ialah makhluk hidup bersel satu dan tidak dapat dilihat secara langsung. Kita dapat melihatnya dengan mikroskop. Fungsi kehidupan dilakukan oleh bagian-bagian penyusun sel itu sendiri.
2. Multiseluler ialah makhluk hidup bersel banyak, dapat dilihat secara langsung tanpa bantuan mikroskop, dan tubuhnya sudah mengalami pembagian tugas yang baik.
3. Eukariotik ialah makhluk hidup yang memiliki membran inti sel sehingga inti sel tidak bercampur dengan sitoplasma (cairan sel).
4. Prokariotik ialah makhluk hidup yang belum memiliki membran inti sel sehingga bahan-bahan inti sel bercampur dengan sitoplasma.
5. Heterotrof ialah makhluk hidup yang mengambil bahan organik dari makhluk hidup lain dan tidak dapat membentuk bahan organik sendiri.
6. Autotrof ialah makhluk hidup yang dapat menyediakan bahan organik sendiri melalui proses fotosintesis. Makhluk hidup ini dicirikan dengan adanya klorofil atau kemampuan menguraikan bahan-bahan kimia sebagai energi dalam pembentukan bahan organik.
Biologi sebagai bagiaan dari Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui serangkaian kegiatan ilmiah. Suatu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu apabila memenuhi syarat atau ciri-ciri sebagai berikut.
1. Memiliki Obyek Kajian Suatu ilmu harus memiliki objek kajian, contoh ilmu matematika memiliki objek kajian berupa angka-angka, ilmu kimia memiliki objek kajian berupa zat-zat beserta sifatnya.
2. Memiliki Metode Pengembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilakukan secara asal-asalan,tetapi menggunakan cara atau metode tertentu. Metode yang digunakan itu bersifat baku dan dapat dilakukan oleh siapapun.
3. Bersifat Sistematis Dalam biologi, jika kita akan mempelajari tentang sel, maka materi yang dipelajari perlu mendapat dukungan materi lain, misalnya tentang jaringan, organ, sistem organ, dan individu. Demikian pula sebaliknya, sehingga pengetahuan-pengetahuan itu tidak bertolak belakang. Ilmu pengetahuan bersifat sistematis adalah bahwa sebuah pengetahuan harus memiliki hubungan ketergantungan dan teratur, tidak boleh ada unsur-unsur yang saling bertolak belakang.
4. BersifatUniversal Kebenaran ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh ilmu harus berlaku secara umum.
5. Bersifat Obyektif Sebuah ilmu pengetahuan harus menggambarkan keadaan secara apa adanya, yaitu mengandung data dan pernyataan yang sebenarnya (bersifat jujur), bebas dari prasangka, kepentingan, atau kesukaan pribadi.
6. BersifatAnalisis Kajian suatu ilmu pengetahuan dapat terbagi-bagi menjadi bagian yang lebih rinci guna memahami berbagai hubungan, sifat, serta peranan dari bagian-bagian tersebut.
7. Bersifat Verifikatif Suatu ilmu mengarah pada tercapainya suatu kebenaran. Misalnya, teori tentang Generatio Spontanea, menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang sudah diyakini kebenarannya, tetapi akhirnya teori itu digugurkan dengan teori Biogenesis, menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Akhirnya teori ini diyakini kebenarannya sampai sekarang.
dari:http://biologigonz.blogspot.com

Senin, 12 November 2012

Talasemia Berbahaya tapi Tidak Disadari

Oleh Indira Permanasari

Talasemia beta dengan gambaran penderita harus mendapatkan transfusi darah seumur hidup lebih dikenal ketimbang talasemia alfa. Namun, sebetulnya talasemia alfa tak kalah berbahaya. Bahkan, beban akibat kelainan darah ini sudah dialami janin dan ibunya sejak dalam kandungan.

Menurut Pustika Amalia Wahidiyat dari Pusat Talasemia dan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo dalam seminar ilmiah nasional ”Keanekaragaman Fenotip dan Genotip Thalassemia Alfa di Indonesia”, pekan lalu, talasemia merupakan kelainan darah yang menurun.

Hemoglobin (molekul dalam sel darah merah) dibentuk oleh sepasang rantai protein, rantai globin alfa dan globin beta. Hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen dari paru ke seluruh bagian tubuh. Pada penderita talasemia, ada rantai globin yang tidak utuh sehingga keping darah mudah pecah. Ikatan rantai alfa dan beta yang pecah melepaskan zat besi yang merupakan unsur pengikat hemoglobin. Akibatnya, terjadi kekurangan darah dan penumpukan zat besi dalam tubuh.

Sejak dalam kandungan

Talasemia alfa disebabkan mutasi gen globin, yakni tak sempurnanya (non-delesi) atau hilangnya globin alfa (delesi gen). Mutasi pada globin alfa menyebabkan talasemia sejak janin. Rantai globin alfa merupakan komponen penting molekul hemoglobin janin (HbF) yang berperan penting dalam pertumbuhan janin.

Dokter spesialis anak yang juga peneliti di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Iswari Setianingsih, mengatakan, pada talasemia alfa yang sama sekali tak ada gen alfa, umumnya janin tidak dapat bertahan hidup sehingga ibu keguguran. ”Berbeda dengan talasemia beta berat, bayi dapat lahir hidup karena masih memiliki gen alfa. Produksi hemoglobin dewasa yang butuh gen beta dimulai setelah bayi lahir. Jadi, terkesan talasemia beta lebih banyak kasus,” ujarnya. Bayi talasemia alfa yang berhasil lahir biasanya talasemia alfa ringan atau sedang.

Penelitian pada beberapa populasi di Indonesia (Aceh, Sumatera Selatan, Sumba, dan Maluku Utara) menunjukkan, pembawa sifat talasemia alfa berat 3-11 persen dan ringan 11-32 persen berdasarkan hematologinya. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengembangkan metode diagnostik talasemia alfa di Indonesia.

Gambaran klinis

Dalam artikel ”Thalassemia Alfa Mayor dengan Mutasi Non-Delesi Heterozigot Ganda” yang dimuat jurnal Sari Pediatri disebutkan, kelainan delesi lebih sering ditemukan daripada nondelesi.

Berdasarkan jumlah gen yang tidak aktif, ada empat kelompok besar talasemia alfa, yaitu silent carrier (delesi 1 gen), trait talasemia alfa (delesi 2 gen), penyakit HbH (delesi 3 gen), dan talasemia alfa mayor (delesi 4 gen). Pada silent carrier dan trait talasemia, kelainan hemoglobin sangat minimal dan tidak memberikan gejala. Penderita hanya anemia ringan.

Pada penyakit HbH terjadi anemia, terkadang pembesaran hati atau limpa, dan tampak kuning. Biasanya tidak perlu transfusi darah kecuali ada penyakit lain. Delesi 4 gen akan berakibat fatal. Janin tanpa gen globin alfa akan menderita anemia berat, gagal jantung, biasanya mati dalam kandungan.

Dokter spesialis kandungan dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Aria Wibawa, mengatakan, talasemia alfa berdampak pada ibu dan bayi. Dampak pada ibu antara lain hipertensi pada kehamilan, preeklamsia berat, pendarahan obstetri, gagal jantung, persalinan prematur, dan kematian ibu. Komplikasi pada janin antara lain anemia berat atau gagal jantung, penumpukan cairan pada tubuh janin, pembesaran plasenta, dan pertumbuhan janin terhambat.

Deteksi dan penanganan

Aria menambahkan, pendeteksian kasus talasemia alfa sejak janin dapat dengan pengambilan jaringan janin untuk analisis kromosomal, DNA, Hb elektroforesa, dan analisis golongan darah. Dari contoh jaringan didapatkan jenis mutasi dan manifestasi klinis dikenali.

Deteksi bisa juga melihat tanda anemia pada janin, misalnya pembesaran plasenta, pembesaran pada hati dan limpa, penumpukan cairan, pertumbuhan janin terhambat, perubahan jumlah cairan ketuban, perubahan kecepatan arus darah pada pembuluh darah janin, dan perubahan pola denyut jantung. Hal itu tak lepas dari upaya tubuh mencukupi kebutuhan oksigen bagi janin akibat hemoglobin tidak berfungsi normal.

Penanganan talasemia alfa pada masa kehamilan dan persalinan antara lain optimalisasi kadar hemoglobin, optimalisasi nutrisi (seperti asam folat, asam amino, dan kalsium), optimalisasi distribusi darah melalui aktivitas ibu, deteksi dini untuk komplikasi maternal, transfusi intrauteri, yakni sel darah merah donor ditransfusikan ke janin, hingga pembatalan kehamilan.

Penapisan

Kelainan berupa silent carrier kerap tidak disadari calon orangtua lantaran tidak ada gejala sakit. Padahal, mutasi dapat diturunkan. Untuk itu, dianjurkan skrining (penapisan) bagi calon orangtua agar tahu status talasemianya.

Jika orangtua pembawa sifat tetap memutuskan menikah dan punya keturunan harus menyadari risiko anak yang dilahirkan mengalami talasemia alfa.

Saat ini dapat dilakukan diagnostik prenatal untuk mengetahui apakah gen termutasi itu diturunkan kepada janin dalam kandungan dan jenis mutasinya. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyediakan analisis DNA untuk talasemia bagi janin.

Pengertian Biologi

Biologi ialah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu mengenai makhluk hidup. Biologi adalah salah satu ilmu, yang menjadi objek dari ilmu ini ialah makhluk hidup dan yang menjadi subjeknya tentulah manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia menjalani fenomena-fenomena atau gejala-gejala kehidupan yang kemudian melekat dihatinya, difikirannya, diingat dalam ingatannya. Dengan demikian terbentuklah apa yang dinamakan “pengetahuan arena pengalaman”.
Pengetahuan tentang kehidupan mulai dibicarakan sejak manusia banyak menghadapi masalah, salah satu diantaranya adalah penyakit. Manusia pada waktu itu berpendapat, bahwa masalah penyakit itu disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan dunia mistik (metafisik). Pewarisan pengetahuan yang diberikan kepada orang-orang kepercayaan saja (pewarisan tertutup), sehingga
perkembangan pengetahuan sangat terbatas dan lamban. Penemuan-penemuan baru lebih berdasarkan pada faktor coba-coba dan kebetulan. Yang mendapatkan pewarisan tertutup pada waktu itu masih terbatas di kalangan para dukun, pendeta dan tabib.
Dengan berkembangnya pengetahuan ini, maka sudah ada sekelompok anggota masyarakat secara diam-diam meneliti asal-usul penyakit atas dasar pandangan objektif (akal sehat), dan pertama kali dipelopori oleh hipoerates (760- 370 SM).
Pengertian Biologi
Istilah biologi lahir pada zaman peradaban Yunani. Berasal dari kata bios yang artinya hidup dan logos dengan arti ilmu, jadi pengertian biologi pada waktu itu merupakan bidang studi yang khusus mempelajari makhluk-makhluk hidup saja. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1801 yang dikemukakan oleh Lamarck dan Treviranus, sedangkan Ariseles (384-322 SM) dipandang sebagai tokoh perintis perkembangan ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup.
Pengertian biologi dapat kita katakan suatu ilmu tentang seluk beluk makhluk hidup dan kehidupan. Sekarang mengapa kita mempelajari biologi? Satu alasan yang menonjol atas yang lain ialah untuk mengetahui banyak tentang diri kita sendiri dan bumi yang kita huni. Kita adalah hewan, dalam banyak hal kita hanyalah berbeda sedikit dengan hewan-hewan lain. Dalam beberapa hal kita berlainan benar sehingga kita menempati posisi yang unik di dunia ini. Salah satu yang membedakan manusia dengan hewan adalah sifat kemelitan (keingintahuan). Homo Sapien adalah “orang yang mengetahui”. Keinginan untuk mengetahui merupakan tonggak perwujudan manusia. Jadi kita mempelajari biologi karena alasan yang sama mengapa kita mempelajari fisika, kimia, matematika, sejarah, kesusastraan dan budaya. Untuk memperoleh pengetahuan segi lain tentang kehidupan kita dan bumi kita.
Dalam kehidupan sehari-hari pengetahuan tentang biologi sangat bermanfaat bagi kehidupan, seperti membantu bidang pertanian, peternakan, kedokteran, industri makanan, pemeliharaan lingkungan hidup dan lain-lainnya
Pengetahuan ini berasal dari telah tentang sejarah, agama, falsafah, kesusasteraan dan budaya, atau istilahnya bersifat humaniora. Untuk menentukan keputusan yang efektif tidak saja diperlukan pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai yang patut dilindungi atau dikembangkan di masyarakat, tetapi juga pengetahuan tentang asas-asas fisika dan biologi yang mendasari kehidupan kita. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang bermula dari telah sains biologi ilmu tentang kehidupan merupakan satu diantara ilmu-ilmu sains.
Keterkaitan biologi dengan ilmu-ilmu lain dalam IPA
 
Biologi merupakan ilmu tentang kehidupan, karena itu biologi memiliki hubungan dengan berbagai pengetahuan yang ada di bumi ini. Sebelum kita melihat keterkaitan biologi dengan ilmu-ilmu lain dalam MIPA kita lihat dulu kedudukan biologi diantara ilmu pengetahuan lain.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) merupakan ilmu dasar atau basic science. Ilmu pengetahuan dasar ini terdiri dari matematika, fisika, dan biologi. Matematika dapat dikatakan juga sebagai bahasa yang paling penting untuk mengkomunikasikan science itu sendiri. MIPA dikatakan sebagai ilmu dasar, karena pengetahuan MIPA merupakan dasar untuk teknologi. Tingkat kedasaran dari MIPA ini berbeda-beda, tingkat yang paling dasar adalah matematika, diikuti fisika, kimia dan biologi. Dengan demikian untuk menjadi seorang biologi (ahli biologi) kita harus mengetahui dan memahami ilmu dasar yang mendahuluinya.
Kaitan biologi dengan ilmu-ilmu lain dalam MIPA dapat kita lihat dalam kajian ilmuya. Dalam ilmu dasar, matematika merupakan ilmu paling dasar sebelum beralih kepada IPA. Matematika berperan sebagai alat untuk menjelaskan segala fenomena yang terjadi di dalam. IPA itu sendiri menjadi objek energi dan materi yang berhubungan dengan perubahan efek atau akibatnya. Kajian materi dapat dibedakan menjadi makhluk hidup dan benda tak hidup.
Objek Biologi
Biologi dapat dibedakan berdasarkan objeknya (the nature organisme) dan pendekatan atau metode mempelajarinya. Berdasarkan objek, biologi dibedakan atas botani, yaitu ilmu yang mempelajari seluk beluk mengenai tumbuhan, zoologi, ilmu yang mempelajari seluk beluk hewan. Mikrobiologi, mempelajari seluk beluk mikroorganisme, yaitu makhluk hidup yang tidak tampak dilihat dengan mata telanjang, karena ukurannya yang sangat halus. Termasuk dalam kelompok mikroorganisme ini ialah golongan protista dan monera, tidak termasuk dalam kajian botani atau zoologi.
Berdasarkan pendekatan atau metode mempelajarinya dapat dibedakan menjadu dua, yaitu secara kelompok. Pendekatan individu meliputi morfologi, anatomi, histology, sitologi, fisiologi dan mebriologi. Pendekatan kelompok atau grup diantaranya taksonomi, ekologi, phitogeografi, zoogeografi, bereditas dan evolusi.
Cabang-Cabang Biologi
Biologi sampai saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memperkaya cabang-cabang biologi. Berikut ini diantara contoh cabang-cabang biologi yang didasarkan kepada pendekatan yang digunakan seperti diatas dan didasarkan pada penerapannya antara lain anatomi, anastesi, botani, bakteriologi, ekologi, embriologi, entomologi, evolusi, tarmakologi, fitopatologi, fisiologi, genetika, ginekologi, geologi, histology, hygiene, hilminthologi, ichthyologi, kilimatologi, kinekologi, lomnologi, mikologi, mikrobiologi, morfologi, malakologi, organologi, ormitologi, patologi, parasitologi, palaentologi, sitologi, sanitasi, taksonomi, teratology, dan zoologi (cari pengertian atau materi yang dipelajari dalam materi- materi di atas).
Biologi sebagai bagian dari IPA (science)
Biologi merupakan salah satu ilmu dasar yang tidak dapat berdiri sendiri dalam memecahkan suatu masalah. IPA dan matematika saling menunjang, mengembangkan dan membutuhkan. Dalam hal ini semua ilmu tersebut berkaitan satu sama lain.
Dalam MIPA ada konsep yang menyatukan semua ilmu dasar tersebut, semuanya dapat dikatakan sebagai science (sains), dimana dalam pemecahan masalah menggunakan apa yang kita sebut dengan metode ilmiah.
Pengertian sains
Sains merupakan salah satu cara memperhatikan atau mempelajari tentang kehidupan. Sains memiliki banyak cabang ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya biologi. Sains berdasarkan fenomena yang dapat diamati baik di dalam (alamiah) maupun yang dibuat sendiri (artificial) fenomena tersebut dapat diobservasikan dengan menggunakan alat indra atau perpanjangan indera, seperti mikroskop, teleskop, teropong, lup dan lian-lain. Fenomena penginderaan oleh seseorang dapat pula diketahui atau diamati oleh orang lain. Jika hanya dialami oleh diri sendiri itu bukanlah sains, contohnya mimpi.
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dari apa yang diketahui. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah ialah cara-cara untuk memecahkan suatu masalah dengan langkah-langkah tertentu, sistematis, logis dan empiris.
Apabila pengetahuan yang kita miliki diperoleh dengan menggunakan metode tertentu, menggunakan sistematika tertentu, menggunakan logika, menggunakan penalaran deduktif induktif, maka pengetahuan itu disebut ilmu pengetahuan atau disingkat “ilmu” saja atau dengan science (sains).
Ada beberapa sifat atau ciri-ciri dari ilmu yang perlu kita ketahui ialah
sebagai berikut :
1. Sesuatu ilmu didasarkan kepada pemikiran yang sehat, atau pemikiran ilmiah.
2. Sesuatu ilmu adalah sistematis, artinya tidak acak-acakan, kesistematisan
mutlak bagi kemajuan ilmu (sains)
3. Suatu ilmu pengetahuan adalah logos, artinya berdasarkan logika, yaitu suatu cara dan kemampuan berfikir menurut beberapa aksioma dan dalil-dalil atau kaidah yang benar
4. Suatu ilmu pengetahuan haruslah cukup dibuktikan kebenarannya oleh lebih
dari satu pengalaman
5. Suatu ilmu haruslah objektif, artinya berdasarkan nilai-nilai keilmiahan dan
kebenaran, tidak memihak, dasar yang pokok yaitu fenomena.
6. Suatu sains haruslah kritis, untuk kemajuan sains itu sendiri sifat kritis harus dimiliki oleh ilmuwan, yaitu selalu mempertanyakan konsep, dan tidak menerima sesuatu begitu saja.
Langkah-langkah yang ditempuh seorang ilmuwan atau saintist dalam
menggunakan suatu masalah pada umumnya dilakukan dengan metode ilmiah.
Semua karya ilmiah dimulai dengan pengamatan fakta dalam alam. Usaha untuk menerangkan mengapa fakta-fakta itu sebagaimana adanya dinamakan hipotesis. Suatu hipotesis adalah keterangan sementara yang dapat diuji dalam situasi yang baru. Pengujian acap kali melibatkan perancangan dan pelaksanaan percobaan. Setiap percobaan harus dirancang dengan kontrol yang dipilih secara hati-hati. Bila dihasilkan data kualitatif maka harus dikenakan analisis statistik agar dapat diduga probabilitasnya, sehingga hasilnya bukan karena peluang belaka.
Jika hasil uji tadi tidak sebagaimana yang diramalkan hipotesis, maka hipotesis itu ditunjukkan tisak sahih. Jika hasil-hasil pengujiannya sesuai dengan yang diramalkan hipotesis, maka kepercayaan terhadap keabsahan hipotesisnya meningkat. Kemudian dapat dilanjutkan mengacu kepada hipotesis tersebut sebagai suatu teori atau bahkan sebagai suatu “hukum”. Namun hukum dalam ilmu selalu terkena perbaikan lebih lanjut. Oleh sebab itu sementara suatu keterangan ilmiah dapat dibuktikan tidak sah (palsu), tidak pernah ditunjukkan benar secara mutlak.
Sebelum pengamatan dan hipotesis baru dapat menjadi bagian dari sains, haruslah di komunikasikan dulu, hal ini acap kali dilakukan dengan menulis makalah ilmiah. Suatu makalah ilmiah haruslah mencakup informasi yang diperlukan peneliti-peneliti lain di laboratorium lain agar dapat mendapatkan penelitian yang dilaporkan.
Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah merumuskan masalah, observasi dan orientasi dari lapangan atau bahan bacaan, membuat hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, dapat dengan percobaan atau eksperimen, dan menarik kesimpulan.
Konsep tentang hidup
Objek biologi adalah makhluk hidup, jadi materi atau benda hidup. Orang tidak dapat membuat atau mengatakan defenisi tentang hidup. Makhluk hidup hanya dapat dikenal dari gejala, sifat-sifat atau ciri-cirinya. Semua benda akan dikatakan makhluk hidup kalau mempunyai sifat-sifat tersebut. Sifat-sifat benda atau makhluk hidup ialah:
1. Semua makhluk hidup memerlukan atau melakukan nutrisi, yaitu masukkan
materi lain dari lingkungannya yang diperlukan untuk kegiatan hidup.
2. Semua makhluk hidup melakukan metabolisme, yaitu mengubah berbagai materi yang masuk ke dalam tubuh untuk mendapat energi yang akan digunakan untuk kegiatan hidup.
3. Semua makhluk hidup tumbuh dan berkembang, yaitu melakukan perubahan ukuran dari kecil menjadi besar, dari sederhana menjadi kompleks, misalnya dari kanak-kanak jadi dewasa. Perubahan yang disebut perkembangan adalah perubahan yang irreversible.
4. Semua makhluk hidup berkembang biak atau reproduksi, untuk melestarikan jenis, yaitu menghasilkan individu atau aturan yang sama atau sejenis dengan induknya
5. Semua organisme melakukan pengaturan segala proses yang ada dalam
tubuhnya yang disebut regulasi.
Konsep abiogenesis dan biogenesis
Pertanyaan “apakah hidup?” dari manakah asal kehidupan? Merupakan masalah dari abad ke abad. Pada permulaan sekali dipercaya bahwa organisme hidup terjadi dari zat tak hidup secara spontan, teori ini dikenal dengan nama teori
abiogenesis atau generatio spontaneae. Teori ini dikemukanan oleh Aristoteles
(384-322 SM).
Teori generatio spontanea diperkuat oleh penemuan leeuwenhock (1632- 1723), bahwa dari rendaman jerami dapat dilihat berbagai macam mikroorganisme dengan mikroskop. Penemuan leeowenhoek ini menimbulkan beberapa tafsiran orang terhadap asal kehidupan. Karena benda-benda aneh yang ditemukannya itu berasal dari air yang digunakan untuk merendam jerami, maka timbullah pandangan bahwa makhluk hidup dapat berkembang dari benda-benda mati.
Apakah makhluk hidup timbul dari benda-benda yang sedang membusuk atau pembusukan itu ditimbulkan oleh adanya makhluk-makhluk hidup? Persoalan semacam itu menjadi teka-teki dan ramai dibicarakan dan dipertentangkan orang. Francesco Redi. Spalanzani dan Pasteur adalah para ahli yang menunjukkan ketidakbenaran teori generatio spontance.
Pasteur membuktikan ketidakbenaran teori generatio spontanea dengan percobaan sebagai berikut. Bila air dibiarkan terbuka saja, mikroorganisme berkembang dengan cepat di dalamnya. Pasteur telah menemukan, jika leher botol yang berisi air kaldu ditarik keluar hingga membentuk pipa seperti S dan air kaldu kemudian dididihkan, mikroorganisme tidak berkembang. Tetapi jika pipa S dipatahkan, mikroorganisme muncul dengan cepat.
Menurut Pasteur mikroorganisme dalam udara telah memasuki botol. Pada botol berpipa S mikroorganisme itu tertangkap di dinding pipa S dan tak sampai ke air kaldu. Dari pembuktian itu timbul gagasan bahwa semua yang hidup berasal dari yang hidup. Ungkapan ini juga dikenal dengan “omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo”.